Jumat, 12 Februari 2010

Update Software

Perlukah Update Software?

Apakah software versi terbaru selalu lebih baik? Ternyata, belum tentu. Software baru justru sering kali membebani banyak resource dan sistem PC, bahkan dipenuhi sejumlah bug baru.

Namun, ternyata peluncuran software versi terbaru ternyata tidak selalu meng untungkan pengguna dan justru malah merepotkan. Sebagian software baru malah menjadi tidak jelas, rumit, mem bingung kan, dan berjalan sangat berat dan lamban. Versi terbaru sering kali menghadirkan beragam feature terbaru yang mengorbankan ruang hard disk dan sistem resource PC. Dengan ukuran aplikasi yang semakin besar, muncullah istilah bloatware.


Pemborosan ruang hard disk

Kini, terdapat banyak software yang menghabiskan ruang hard disk, yang sebenarnya tidak perlu. Teknologi hard disk memang disiapkan untuk menampung banyak file sistem dan dokumen. Namun, begitu Anda menyimpan begitu banyak foto, video, dan musik, rasanya 500 GB pun masih terasa kurang. Oleh karena itu, penting rasanya untuk menjaga ruang hard disk dengan meng gunakan software yang pintar tapi berukuran kecil.

Mari kita simak sejumlah contoh software yang terkait dengan bloatware. Acrobat Reader hanya membutuhkan 1.4 MB sebagai file arsip. Sementara itu, file setup Adobe Reader versi terbaru berukuran lebih dari 26 MB. Awalnya terdengar tidak banyak. Setelah di-install, baru terungkap ukuran aslinya sebesar 230 MB!

Ukuran yang sangat besar tersebut memang dapat dijelaskan dengan banyaknya fungsi yang tersedia. Namun, sebenarnya tidak semua pengguna membutuhkan semua feature yang ditawarkan. Misalnya feature “Multilingual User Interface”. Sebagian pengguna, mungkin termasuk Anda, yang hanya ingin membaca dan mencetak file PDF, sebuah aplikasi ber ukuran 230 MB tentu terasa sangat sia-sia.

Solusinya, carilah software kecil alternatif seperti Foxit Reader yang berukuran 3.2 MB saja. Software ini tidak hanya bagus untuk membaca PDF, namun juga mendukung muatan multimedia yang dapat di edit atau dihapus. Selain itu, Foxit Reader juga membawa serta sebuah plugin Firefox untuk membuka dokumen PDF langsung di dalam browser.

Contoh lain bloatware terdapat pada software media player. Misalnya, DivX yang menawarkan codec dalam paket, serta berisi sebuah standalone player, web player, dan versi demo DivX Converter. Instalasi seluruh paket menghabiskan 50 MB. Padahal, misalnya pengguna hanya membutuhkan codecnya saja yang ber ukuran 1,4 MB dan dapat diintegrasikan ke dalam setiap media player.

Kini kita simak iTunes. Software ini menghabiskan 50 MB dan memaksakan instalasi tools QuickTime sebesar 75 MB. Lalu, apa solusi software alternatifnya? Gunakanlah Songbird yang tersaji nyaris sama dengan iTunes, tetapi berbasis Firefox. Dengan demikian, audio player ini tidak hanya untuk koleksi musik saja, tetapi dapat juga digunakan untuk berselancar. Melalui beragam plugin yang tersedia, Songbird dapat disesuaikan dengan selera dan kebutuhan Anda.

Fungsi-fungsi yang tidak perlu

Seiring hadirnya software baru, sering kali menghadirkan beragam feature dan fungsi. Maksud awal produsen memang ingin memanjakan dan memudahkan para penggunanya, namun pada kenyataannya, ternyata tidak semua feature dan fungsi tersebut digunakan oleh para pengguna. Software jenis ini pun masuk ke dalam kategori bloatware. Contohnya adalah software Nero. Pada versi 3.0, masih memuat fungsi penting sebagai software burning. Kemudian, versi 6.0 justru memuat banyak fungsi yang tidak seluruhnya berguna. Tidak heran, ukurannya pun menjadi 30 kali lebih besar.

Pengguna adalah penguji

Setiap update software membawa sejumlah code baru yang terkadang membuat software tersebut tidak stabil dan bahkan menimbulkan celah keamanan dalam sistem. Hal ini terjadi pada produsen yang merilis produknya dalam status Beta yang sebenarnya berbahaya karena seringkali malware menyusup kedalamnya.

Salah satu contoh, saat Microsoft Vista dipasarkan, ternyata masih memiliki banyak bug. Banyak perangkat tidak dapat diintegrasikan dan banyak celah sistem terlewatkan oleh fungsi keamanan. Beruntung, setahun setelah Vista dirilis, Microsoft dapat menangani kelemahan sistem operasi tersebut dengan merilis Service Pack 1. Setelah itu, Vista berfungsi dengan lancar.

Pada kasus lain, 2006 lalu Acronis merilis sebuah versi solusi backup True Image 10 Home. Namun, nyatanya software tersebut sering mengalami error dan crash karena tercemar begitu banyak bug.

Untuk software Pinnacle, pengguna boleh berperan sebagai penguji. Produsen telah memperbaiki software video editing Studio 10 yang dirilis tahun 2005. Sayangnya, beberapa fungsi masih berisi bug yang membuat software sering mengalami crash dan hang. Pada versi 12 yang terbaru, akhirnya pihak produsen berhasil menyingkirkan banyak masalah. Namun, file update menjadi bersifat wajib bagi para pengguna Pinnacle Studio untuk menjalankan fungsi dengan benar.

Update yang Tepat

Tidak semua software versi baru dan tools update merugikan. Update berikut ini perlu Anda perhatikan, untuk melindungi sistem dan menjaganya tetap update.

PEMBERSIHAN BUG

Setiap software yang berisi bug beresiko terhadap komputer. Oleh karena itu, semakin penting untuk mencari patch baru secara teratur dan meng-install-nya. Banyak program menawarkan update secara. Agar Anda tidak ketinggalan update, gunakan software UpdateStar untuk mengawasi semua software dan menjaganya tetap update.

SOFTWARE KEAMANAN
Agar software antivirus tetap optimal dalam menjalankan fungsinya, antivirus ini harus selalu update. Soalnya, setiap hari beredar malware baru di Internet yang mudah menyusup melalui file signature. Biasanya, antivirus menawarkan update otomatis yang sebaiknya Anda aktifkan. Upgrade software juga berguna, apabila produsen mengembangkan metode scanning yang baru.

MENGGANTI SISTEM OPERASI
Sebuah sistem operasi biasanya juga membutuhkan program upgrade, misalnya migrasi dari XP ke Vista. Soalnya banyak software baru yang tidak kompatibel dengan kernel atau sistem file lama. Namun, hal ini terkadang membutuhkan hardware baru karena komponen PC lama terlalu lemah untuk sistem operasi baru.

TEKNIK BARU

Keping Blu-ray atau HD-DVD membutuhkan hardware baru seperti drive, graphic card, dan monitor yang kompatibel. Hal yang sama berlaku bagi software, soalnya codec baru biasanya tidak dapat diintegrasikan ke dalam software lama. Bagi pengguna yang tidak ingin ketinggalan, mau tidak mau harus meng-upgrade komputernya.

SOFTWARE BISNIS
Software pajak dan pembukuan harus selalu di-update setiap tahun. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikannya dengan perubahan undang-undang yang berlaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar